Minggu, 29 Januari 2012

CASE STUDY

PERTEMUAN PERTAMA MATERI TENTANG MENCERITAKAN PENGALAMAN
YANG MENARIK DI KELAS VII A SMP BU NU BUMIAYU
Aenul Fitriyah,S.Pd
MGMP Pokja 8

Bel berbunyi pagi hari, menandakan jam pertama masuk kelas. Ketika saya baru masuk kelas, ada siswa yang mendekati saya. ”Bu, saya mau bayar LKS”, kata siswa. ”Ya, mau bayar berapa?”, tanya saya. Siswa menjawab: ”Dua belas ribu dulu bu guru, kurangnya besok-besok ya bu guru, terimakasih bu guru”. ”Ya sama-sama”, saya menjawab dengan nada datar. Saya mengucapkan salam pada siswa-siswa “Assalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh”, siswa serentak menjawab “Walaikumsalam warrohmatullohi wabarokatuh” (ada siswa sambil mempersiapkan buku, ada juga yang sedang kluyuran pinjam pulpen, dan cerita sendiri). “Ibu ulangi sekali lagi, kalau masih ada yang belum siap, siapkan diri dulu.” kata saya. “Assalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh” saya kembali mengucapkan salam. Siswa langsung bergeges duduk rapih dan menjawab “Wa'alaikum salam warrohmatullohi wabarokatuh”. “Lain kali saat bu guru mengucapkan salam kalian menjawabnya harus dalam kondisi duduk yang rapih, Ya sudah, sekarang waktunya berdo'a dulu”. (Siswa membacakan doa dan membacakan surat jus amma), saya mengingatkan pada siswa saya yang tidak disiplin. “Kali ini, kalian akan berlatih bercerita. Kalian harus dapat menceritakan pengalaman kalian masing-masing yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat yang menarik. Dengan demikian, pendengar dapat membayangkan suasana yang kalian ceritakan. Kemarin sudah ibu jelaskan bagaimana cara menggunakan pilihan kata yang tepat dalam menulis kalimat. Paham anak-anak?” saya bertanya pada siswa, dan siswa menjawab serentak “Paham bu guru”.

“Apakah kalian merasa senang berada disekolah yang baru ini?” Tanya saya pada siswa. Serentak siswa menjawab “Senanggggggggggggg”. “Nah tentunya, walaupun kalian baru beberapa hari bersekolah di SMP BU ini, tentu kalian sudah mengalami beberapa kejadian, baik yang menyenangkan, mengesalkan, atau menyedihkan. Betul anak anak?” Tanya saya pada siswa. Ada siswa yang mengiyakan, ada juga yang bengong, ada juga yang sedang cerita sendiri. “Ya, Mas Purnomo, coba menurut Mas Purnomo pengertian dari pengalaman itu sendiri apa Mas?” Tanya saya pada siswa yang cerita sendiri dengan teman sebangkunya. Purnomo hanya diam menundukkan kepala dengan malu. “Mas Purnomo jika bu guru sedang menerangkan, mas purnomo perhatikan, ibu hanya minta waktu sedikit aja buat menjelaskan, ya mas purnomo?”. Nasehat saya pada siswa yang bernama Purnomo. “Siapa yang bisa menjawab pertanyaan ibu tadi?” Nanti yang bisa menjawab, seperti biasa ibu kasih nilai poin”.Tawaran saya pada siswa. “Saya bu guru, salah tidak apa-apa ya buguru?”, “Pengalaman adalah segala sesuatu yang kita lihat, amati, teliti, dengar, dan sebagainya”. Jawaban nadia sambil melihat buku LKS yang dia pegang. “Ya benar, Jadi pengalaman itu merupakan guru yang terbaik dan kita belajar dari pengalaman itu sendiri”.Keterangan dari saya. “Paham ya anak-anak?” Tegas saya.

“Dalam pembelajaran sebelumnya, kalian sudah mendengarkan sebuah berita. Banyak pelajaran yang dapat kalian ambil dari sebuah berita. Demikian pula halnya dengan cerita pengalaman, seperti yang akan kalian pelajari kali ini. Paham anak-anak?” Tanya saya. “Ya bu guruuuuu”.Jawab siswa.

“Pada minggu-minggu pertama di sekolah, kalian tentunya telah mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa. Nah, dalam kegiatan itu, mungkin kalian mengalami hal-hal yang mengesankan. Begitu berkesannya suatu pengalaman, membuat kalian ingin menceritakannya kepada orang lain. Disisi lain, adakalanya orang lainlah yang ingin mendengarkan pengalaman kalian. ”Benar apa tidak?” (ada yang membenarkan, ada juga siswa yang diam ). Sekarang Ibu akan membagi pengalaman ibu yang tidak akan terlupakan dalam hidup ibu”.Kalian dengarkan pengalaman ibu dengan seksama.




“Dua setengah bulan yang lalu, tepatnya tanggal 18 mei 2010, suami ibu mengalami kecelakaan
di luar kota. Malam itu, ibu punya perasaan yang sangat tidak enak, rasa cemas, rasa khawatir kepada suami ibu. Ibu mencoba menghubungi hand phonenya, sejak sore hingga pada malam hari sampai ibu tertidur pulas, tiba tiba terdengar suara ketuk pintu dikamar ibu. “En...En! Bangun En?”Panggilan dari mamah saya. “Ya Mah, sebentar” Jawab saya. Ibu langsung bergegas turun dari tempat tidur. ”Ada apa mah” kata saya. ”En, kamu jangan terkejut ya?” Hatiku semakin berdebar kencang meskipun mamah saya belum menceritakannya. “Ya mah, ada apa?”. Mamah saya kelihatan sedih sekali dengan kabar berita itu. ”Mas Am, En..Mas Am kecelakaan” hatiku sangat terkejut sekali mendengarkan kabar berita itu. ”Mamah kata siapa mah? Yang benar aja Mah?” Tanya ku agak tidak percaya. “Benar En, itu ada kakak mas am yang ngabari ke sini, katanya pihak rumah sakit telpon”. Kata mamah saya. Jam menunjukan pukul 2 malam, lalu ibu langsung mengajak keluarga ke luar kota untuk menjenguk suami ibu di rumah sakit. Di perjalanan ibu sangat cemas sekali memikirkan keadaan suami ibu. Sesampai di kota semarang ibu keliru arah jalan menuju rumah sakit, akhirnya mobil mutar balik. Sesampai dirumah sakit, ibu belum diijinkan masuk ruang ICU karena jam besuk pukul 10.00, ibu hanya mendapatkan informasi bahwa suami ibu belum siuman, dan menurut keterangan pihak yang menabrak, suami ibu tertabrak saat sedang menyeberang, baru sampai ditengah jalan ada mobil menyelip dan langsung menabrak suami ibu. Keterangan dari warga yang bernama Pak Cahyono mengatakan bahwa leptop punya Pak Am rusak dan di saku celana suami Anda ada dompet beserta uang, coba dicek ada barang yang kurang tidak yang dimiliki Pak Am. Ibu mengecek barang yang di miliki suami ibu ternyata hand phone 2 dan semua ATM tidak ada alias hilang. Ibu tampak sedih sekali saat itu melihat baju suami ibu yang penuh dengan darah.

Keterangan dari dokter suami ibu mengalami geger otak ringan, disebelah kiri, yang menimbulkan suami belum sadarkan diri. Sudah dua jam ibu menunggu, akhirnya tibalah waktunya jam menunjukan pukul 10.00, ibu langsung bergegas keruangan ICU, badan ibu mendadak dingin setelah melihat kondisi suami ibu yang terlentang tak berdaya, diam tak sadarkan diri, suasana sepi dan hening hanya ada suara alat tes jantung, oksigen, suami penuh dengan perban dikepala, dimuka dan diiringi dengan saluran makanan lewat hidung, infus, serta saluran buang air kencing. Tak terasa air mata ibu mengalir deras, tak sanggup menatap nasib suami ibu yang terlentang tak berdaya.(saya sambil menatap kondisi siswa saat mendengarkan saya bercerita, siswa terlihat tenang, ada yang sedih, ada yang menguap, ada yang bersandaran dimeja). Empat hari sudah ibu dirumah sakit menunggu suami, suami belum juga sadar, tiap malam ibu selalu mendoakan suami agar cepat sembuh. Setelah selesai sholat subuh ibu menulis sebuah puisi untuk suami Ibu yang bunyinya seperti ini

Ketika adzan subuh menggema syahdu menyibak cakrawala menyosong hari esok, 4 hari sudah suamiku diruang ICU, Hening, sepi terasa tanpa kehadirannya, Mentari pagi seakan tak mampu mencurahkan hatiku seperti dulu, 4 tahun 11 bulan 2 hari, telah kita lalui bersama, dalam tangis, tawa, sedih, bahagia yang terekam indah dalam kalbu, namun 18 mei 2010 kau telah ditakdirkan kecelakaan, kini kau tak sadarkan diri, suamiku yang baik, suamiku yang pandai, Aku sangat sayang, cinta, bangga kepadanya, Namun harus saya ikhlaskan, sampai detik ini kenangan kita tak terekam dalam memorimu. Aku sedih, Aku lara, Hatiku perih, Namun aku yakin suamiku akan kembali seperti dulu, Walau hanya setetes air embun yang terekam dalam memori tentang kita.

Saat menulis puisi ini ibu menangis tersedu sedu meratapi nasib suami yang tak kunjung sadar. Tak terasa waktu sudah siang, jam satu siang ibu di panggil oleh salah satu perawat ruang ICU mengatakan bahwa suami ibu sudah bangun. Ibu sangat senang sekali, Ibu langsung keruang ICU, apa yang ibu lihat diluar dugaan ibu, ternyata suami ibu sudah bangun tetapi alam pikirannya belum sadar, Suami ibu sama sekali tidak mengenal ibu, anak ibu, semua saudara ibu, semua orang yang suami ibu kenal tidak ada di memorinya, ibu sangat sedih dan terpukul sekali waktu itu. Saat itu suami hanya bisa brontak dan marah-marah, beliau selalu mencoba ingin melepaskan semua peralatan yang melekat ditubuhnya. Ibu sangat terpukul sekali dengan keadaan suami ibu, namun ibu tidak pernah putus asa menghadapi semua coban itu, meskipun saat itu suami sama sekali tidak mengenali ibu. Suami ibu tidak bisa berjalan maupun beraktivitas seperti biasa, tidak bisa makan sendiri, tidak bisa diajak komunikasi, yang ada beliau hanya berontak. Menurut keterangan dokter suami ibu mengalami trauma saat tertabrak, tidak bisa berjalan maupun beraktivitas lain disebabkan karena otak kiri mengalami luka ringan, karena otak adalah pusat yang menyebabkan kita bisa bergerak, jika otak kiri lecet sedikitpun akan mengalami gangguan pada gerakan tubuh kita. Namun semua itu tidak membuat ibu putus asa, ibu tetap optimis bahwa suami ibu pasti akan sembuh karena Alloh taala, Ibu tetap berjuang keras membantu memancing memori suami ibu yang hilang.
Pada suatu malam ibu ketiduran sampai terlelap tidak menjaga suami ibu, hingga suami ibu jatuh dari tempat tidur, suami ibu jatuh tertelungkup diam tak bergerak, ibu sangat terkejut sekali terdengar suaru brughhhh. Spontan saya minta tolong “Tolong, tolong suami saya” Teriakan saya. Lalu adik saya lari mendekati ruang suami saya, selang beberapa detik perawat rumah sakit datang dan memeriksa keadaan suami saya. Perawat merasa bersalah karena perawat yang telah membiarkan suami duduk di tepi keranjang tempat tidur. Alhamdulillah suami saya tidak apa-apa, hanya dua gigi depan patah. Saya sangat khawatir sekali dengan keadaan suami saya, untungnya suami ibu jatuh dalam keadaan tertelungkup tidak terlentang. Akhirnya karena takut terjadi lagi perawat memutuskan keranjang tempat tidur dikeluarkan saja, gunakan seprimbetnya saja. Tak terasa sudah dua minggu ibu di rumah sakit menemani suami yang masih dalam keadaan amesia, namun dia sudah sedikit mengenali ibu meskipun kadang beliau lupa. Akhirnya, dokter mengizinkan suami untuk pulang. Ibu dan suami pulang kebumiayu dan suami dirawat dirumah. Alhamdulilhah setelah menjalani selama dua setengah bulan ini dengan penuh kesabaran suami ibu sudah mulai mengenal lingkungan meskipun masih kadang suka lupa.

Itulah sedikit pengalaman ibu pada akhir-akhir ini. ”Nah setelah kalian mendengarkan pengalaman ibu, apa yang kalian rasakan?” Tanya saya pada siswa. ”Sedih bu.........” Nah berarti cerita ibu bisa membawa kalian dalam pengalaman yang ibu ceritakan. Jadi menurut kalian cerita ibu termasuk pengalaman apa?” Siswa serentak menjawab “Pengalaman yang menyedihkan buuu”. Ada siswa yang mengatakan “Ibu yang sabar ya bu, semoga suami ibu cepat sembuh” “Amien, terimakasih atas doanya” Jawab saya. “Ya benar pengalaman yang tadi ibu ceritakan adalah pengalaman yang menyedihkan.” Terang saya. “Nah sekarang giliran kalian untuk latihan buat pengalaman yang menurut kalian sangat berkesan dalam kehidupan kalian, sebelum kalian menceritakan di depan kelas, kalian tulis terlebih dahulu pengalaman yang paling mengesankan di buku catatan kalian dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan susunan kalimat yang menarik sehingga dapat menggambarkan suasana yang tepat dalam pengalaman itu! Nanti kalian harus bisa menceritakan di depan kelas, untuk itu hafalkan dan pahami cerita kalian itu agar kalian siap mengungkapkannya di depan kelas! Jika kalian merasa kesulitan atau takut lupa pada saat mengungkapkannya kalian boleh membuat catatan kecil berupa garis besar ceritanya atau inti dari cerita yang kalian buat. Dalam menceritakan pengalaman, gunakanlah anggota tubuh kalian sebagai alat bantu saat bercerita, hal itu dapat membuat cerita kalian hidup, dan gunakan intonasi yang benar agar cerita kalian menarik. Paham anak anak?” perintah saya. “Ya bu.” Jawab siswa. Ada seorang siswa melontarkan pertanyaan “Bu, kalau menceritakan pengalaman yang memalukan boleh tidak bu?” Tanya siswa. Pertanyaan itu lansung saya jawab “Boleh, kalian boleh menceritakan pengalaman yang memalukan, pengalaman yang mengesalkan, pengalaman yang lucu, dan pengalaman yang menyedihkan, paham ya anak-anak?” kata saya. “Ya bu”serentak siswa menjawab.
“Yah sudah kalian sekarang mengerjakan tugas latihan dari ibu tadi. Siswa mengerjakan latihan membuat pengalaman yang menarik, saya seperti biasa keliling kemeja anak satu persatu, menanyakan kesulitan siswa. Siswa yang bernama Unjuk mengatakan “Bu, apa sih ya bu pengalamannya? Saya ga punya pengalaman bagaimana bu?” Saya menjawab semua kegiatan aktivitas manusia adalah sebuah pengalaman. Jadi kamu tinggal pilih mana pengalaman yang kamu alami yang masih terkesan dalam pikiran kamu.”Ohhh gitu yah bu, kalau pengalaman pas perpisahan boleh tidak bu?” tanya Unjuk. “Ya boleh”. Jawab saya. Saya melanjutkan langkah saya untuk memperhatikan siswa yang lain satu demi satu, Ada siswa sambil memegang dahi, kebingungan menentukan pengalaman apa yang harus dituangkan dalam catatannya. Saya dekati anak tersebut “Mas, ada kesulitan?” Tanya saya. “Ya, bu, Bu, kalau pengalamannya hanya sedikit saja bagaimana bu, boleh tidak? Soalnya saya bingung bu”.Kata Rusdi. Saya menjawab “Boleh, boleh saja asal pengalaman tersebut menarik dan dapat terkesan buat pendengar. ”Oh, ya ya bu, terimakasih bu guru.” kata Rusdi. Setelah saya berkeliling kesiswa satu demi satu masih banyak siswa yang dalam menulis kalimat tidak runtun, tidak teratur dan tidak logis. Lalu saya menjelaskan kembali membuat kalimat dengan pilihan kata yang tepat. “Ada yang sudah selesai” Tanya saya .
Bel berbunyi menunjukkan jam pertama waktunya selesai, lalu saya menawarkan kepada siswa “Siapa yang berani maju kedepan untuk menceritakan pengalaman kalian, yang sudah kalian tulis di buku catatan akan ibu kasih nilai poin plus?.” Hampir sebagian siswa mengatakan “Belum buuu.” Namun ada siswa yang bernama Anis Satul Khusna melontarkan pertanyaan “Bawa buku ya bu?” “Boleh, tapi jangan terlalu fokus pada buku catatan kalian hanya sepintas saja kalian melihat tulisan kalian.”Terang saya pada siswa. Ada salah satu siswa tunjuk jari. “Saya bu guru, salah tidak apa apa ya bu” kata Khusnatul khotimah. “Ya, tidak apa-apa tetap ibu kasih nilai poin.” Anak tersebut maju dengan rasa semangat yang tinggi. “Ya beri salam dulu” Terang saya pada Khusnatul. “Assalamualakikum warrohmatullohi wabarokatuh, saya akan menceritakan pengalaman yang menyedihkan (mengucapkan dengan nada agak lirih dan malu ) Waktu saya, kelas 4, Bapa saya di operasi (khusnatul diam sejenak) saya sangat sedih di operasi pada tangggal 17 agustus 2007 (khusnatul seraya memegang kerudungnya). Lalu melanjutkan ceritanya dengan nada sedih “Waktu saya pulang sekolah, ayah saya mau di bawa ke rumah sakit FAISAL di pasar wage waktu bapa saya mau dioperasi Jam 01.00 malam sampai jam 02.00 malam penyakit Bapa saya usus Buntu.
tiba-tiba dia menangis tersedu sedu tak kuat mengungkapkan semua kisah yang pernah di alami. Khusnatul tampak sedih sekali saat menceritakan pengalamannya hingga membuat teman yang lain ikut menangis, meskipun khusnatul menceritakanya lebih fokus membaca catatan tulisan pengalaman yang dia tulis kurang lebih tiga menit Khusnatul menceritakan pengalamannya di depan kelas meskipun suara nadanya agak bertitah-titah. “Nah bagaimana perasan kalian saat mendengarkan kisah mba khusnatul tadi” Tanya saya pada siswa. Siswa menjawab “ Sedih bu guru.”

Ada lagi yang mau maju menceritakan pengalamannya sebelum ibu absen satu persatu, nanti kalau dipanggil berarti tidak ada nilai poinnya.” Terang saya pada siswa. Lima menit diam tidak ada yang maju. Tiba-tiba Willi Aulia yang terkenal suka usil pada temannya tunjuk jari. “ Saya bu guru” dengan nada rasa Pdnya yang tinggi. “Ya boleh kamu Willi” Terang saya. “Assalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh, saya akan menceritakan pengalaman saya yang menyedihkan,(dengan nada agak pemalu sambil menggerakan tubuhnya yang ga bisa diam, sambil menatap teman laki-lakinya) “Pada suatu hari aku memanjat pohon mangga (Willi menceritakannya dengan ter penggal penggal, sambil mengelus rambutnya sejenak) setelah sampai diatas aku melihat mangga yang matang,(berhenti berapa detik) ketika aku memetik mangga,(berhenti lagi sejenak) tidak tahu bahwa disitu ada rumah tawon(serentak siswa ketawa kencang) “haha Tawon” siswa mengomentari. “bukan tawon tau lebah”terang siswa pada Wili. Wili kelihatan malu sekali saat di ketawain teman-temannya. “ush kalian tidak boleh mentertawakan, dia lebih baik, belum tentu kalian bisa menceritakan di depan kelas, ya lanjutkan lagi mas Wili, bagus sekali ceritanya.” Terang saya memotivasi Wili.Wili pun melanjutkan cerita pengalamannya dengan terpenggal-penggal ceritanya. ”Dan aku menyenggol sarang tawon”(Siswa ketawa lagi, wili pun berhenti berkata seraya mengelus elus kepalanya sambil tersipu malu) “Ush” tegur saya seraya telunjuk tempelkan kemulut.”udahlah ya bu itu sih anak-anaknya” Wili kelihatan mogok enggan mau melanjutkan. “Wili, anggap saja teman kalian adalah patung, sudah lanjutkan lagi” Nasehat saya. Wilipun melanjukan ceritanya agak tidak semangat, sepintas sambil melihat catatan “Begitu lebah keluar, lebah itu menyerangku keseluruh tubuh . Aku menangis karena seluruh lebah mengantupku , Aku langsung turun, langsung membuka baju untuk menyingkirkan lebah itu,(wili kembali diam sambil berfikir) setelah tawon itu pergi (siswa kembali ketawa, ada juga yang menahan ketawanya, ada juga yang ketawanya lepas Wilipun kembali diam). “'Ussh” terang saya seraya telunjukku tempelkan pada mulut, anak-anakpun langsung diam menahan ketawanya.Wili mencoba melanjutkan ceritanya “Badanku pada mlendung (siswa serentak kembali ketawa Wili pun ikut senyum-senyum begitu juga dengan saya) Namun Wili tetap ingin melanjutkan ceritanya “Lalu aku diobati setelah itu aku tidur, setelah bangun tidur badanku yang tadinya mlendung menjadi besar (Siswa kelihata senang sekali melihat cerita Wili yang lucu) setelah 2 hari aku baru sembuh dari antupan tawon itu (Siswa kembali tersenyum tak tertahankan, Rusdi siswa yang paling kelihatan sekali ketawanya lepas sambil bangun berdiri seraya pegang perut namun tidak membuat wili ingin segera kembali ketempat duduk) “Setelah sembuh aku tidak berani memanjat pohon lagi” Willi langsung lari kembali duduk ketempatnya tanpa ucap salam penutup.”Ya, kita kasih tepuk tangan untuk Mas Willi “ Motivasi saya pada siswa. Siswa pun tepuk tangan dengan suasana yang menyenangkan.

“Nah, setelah kalian mendengarkan pengalaman yang diceritakan oleh Mas Wili perasaan kalian bagaimana?”tanya saya pada siswa. “Ya coba menurut mas Sandy gimana Mas?” Tanya saya pada salah satu siswa yang agak nakal.”Lucu bu” jawab sandy. “Lucunya gimana?”Tanya saya. “Itu bu, wili ke antup tawon”jawab Sindy. Siswa pun ger ketawa.

Bel berbunyi menunjukkan jam kedua selesai siswa serentak mengatakan “Bu lanjut aja bu” .”Berhubung jam kedua sudah selesai, sebelum kita tutup pembelajar hari ini kita simpulkan dulu materi kali ini, siapa yang bisa menyimpulkan pembelajaran hari ini,(siswa diam sambil perpikir, ada yang mengatakan apa yah, ada juga yang diam memandang saya) Terang saya kembali “Pengertian dari pengalaman itu sendiri apa?” Tanya saya pada siswa. ”Menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang dialami manusia yang sangat terkesan dalam hidupnya.” Jadi kesimpulan pembelajaran hari ini adalah “Kalian dalam menceritakan sebuah pengalaman harus yang menarik yang dapat membuat pendengar terkesan dengan cerita kalian, nah oleh karena itu kalian harus memilih pengalaman yang menarik, Paham ya anak-anak!”Tegas saya.

“ Tugas kalian dirumah yaitu kalian bentuk kelompok masing-masing 4 kelompok, kalian buat kliping tentang pengalaman yang menarik, kalian boleh cari di internet, di majalah maupun di koran. Dikumpulkan setelah lebaran, kalian boleh konsultasi dengan ibu. Ya sudah anak-anak pelajaran ini kita lanjutkan hari berikutnya. Ibu akhiri semoga pembelajaran hari ini bermanfaat untuk kita semua”. Serentak siswa menjawab “amiiin”.”Ibu akhiri Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh”. “Walaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh” Jawab siswa.






Bumiayu, 11 Agustus 2010

Karya Aenul Fitriyah, S.Pd.
SMP BU NU Bumiayu



CASE STUDY

PERTEMUAN KEDUA
MATERI TENTANG MENCERITAKAN PENGALAMAN YANG MENARIK
Aenul Fitriyah S.Pd
Pokja 8

Bel berbunyi menunjukkan jam ke lima masuk ke ruangan kelas VII A. Seperti biasa, ada siswa mendekati saya untuk bayar LKS. Setelah selesai mengurusi siswa membayar LKS, saya berdiri di tengah-tengah siswa, saya memberi salam pada siswa: “Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.” Siswa serentak menjawab: “Waalaikum salam warohmatullohi wabaroka- tuh.”( seperti biasa, ada siswa tidak serius menjawab salam saya, ada yang sibuk menulis pelajaran sebelum saya, ada juga yang sedang cerita sendiri, ada juga siswa yang usil dengan temannya.) “Ehm, saya ulangi lagi salam saya, yang masih sibuk menulis pembelajaran sebelum ibu, hentikan dulu dan buku dimasukan ke dalam tas kalian masing-masing”. Kata saya dengan nada agak tinggi. ”Ya bu guruuu,” jawab siswa. ”Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh” saya memberi salam kembali kepada siswa. Siswa langsung mempersiapkan diri dan menjawab: “Waalaikum salam warohmatullohi wabarokatuh”.

“Nah, ibu berharap setiap kali ibu mengucapkan salam kepada kalian, kalian harus sudah siap, mengerti!” Nasehat saya, “ya sudah, kita lanjutkan lagi pembelajaran hari ini, yaitu melanjutkan materi yang kemarin, materi apa yang kemarin kita bahas?”Tanya saya pada siswa. Siswa menjawab: “Pengalaman yang menarik bu guru.” “Ya, pengalaman yang menarik, hari ini kalian sudah siap maju ke depan untuk menceritakan pengalaman kalian masing-masing?” Tanya saya. Ada siswa yang menjawab: “Lah bu, malu.” “Siap tidak siap kalian harus berani menceritakan di depan kelas.” Tegas saya pada siswa. “Siswa yang mendengarkan, harus menanggapi teman kalian yang sedang maju, kalian nilai teman kalian, yang harus dinilai apa aja?” Tanya saya pada siswa seraya saya memegang kapur. Siswa menjawab: “Suara bu guru.” “Ya.” Jawab saya seraya membuat tabel menanggapi siswa yang tampil dan menulis kata suara. “Lalu apa lagi?” Tanya saya. Siswa diam, berusaha berfikir menjawab pertanyaan saya. Beberapa detik siswa diam, lalu saya menerangkan kembali “Penilaian yang kedua, yaitu pilihan kata yang digunakannya, kelancaran bercerita, dan keefektifan kalimat.”

Saya membuka daftar hadir siswa dan memanggil siswa yang pertama yaitu bernama Anis Satul Khusnah. “Anis Satul Khusnah“ Panggilan dari saya. Anis menepuk tangan ke dadanya kelihatan sekali takut dan kaget saat saya memanggilnya. Anispun melangkahkan kakinya maju ke depan. ”Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh,” Anis kelihatan grogi seraya buka tutup buku catatannya. “Waktu saya TK,” cerita Anis. Anis berhenti sejenak dan membuka lagi buku catatannya lalu menutupnya lagi. “Kelas enol kecil”, Anis seraya membenarkan kerudung ditarik kebelakang (siswa yang sedang menanggapi sibuk membuat tabel ). “Saya pergi ke Pulau hamba”, Anis bolak-balik buka tutup buku catatannya. “Disana”, Anis diam beberapa detik sambil membuka buku catatannya lagi. “Aku bermain rumah-rumah pantai pasir,” suara Anis lirih tak terdengar sayup-sayup. “Bu lupa”, terang Anis sambil menggerakan tubuhnya menandakan rasa malu. “Ayo, ga papa teruskan saja seingat kamu.” Motivasi saya. “Lalu berenang di tepi pantai, lalu saya makan, makan di tepi pantai, lalu saya mencari cangkrang, kerang lalu saya pulang,” Anis menceritakan dengan nada terpenggal-penggal sambil melihat buku catatan seperti orang sedang menghafal dan kalimatnya pun tidak logis dan tidak efektif. Anis pun bergegas lari ke tempat duduknya.

“Ya, selanjutnya Ade Gunawan.” saya memanggil siswa yang kedua sambil melihat daftar nilai siswa. Ade kelihatan lambat sekali maju kedepan. “Ade, ayo maju kedepan,” saya panggil kembali siswa tersebut, Ade baru bergegas maju ke depan setelah teman-temannya menyuruh Ade. ”Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh,” dengan nada tinggi sambil menggerakkan kakinya, menandakan Ade grogi. “Pengalaman saya ke Jakarta,”Cerita Ade. Ade tampak diam sambil memandang teman-teman laki-lakinya. “Bu, ga bisa lah bu,” celoteh Ade. “Ush, jangan bilang tidak bisa, berusaha dulu,” kata saya membangkitkan semangat Ade. Ade malah garuk-garuk kepala sambil buka-tutup buku catatannya. ”Bu lupa, “ Ade kembali tidak percaya diri. “Masa pengalaman sendiri tidak ingat, ya seingat kamu.” Motivasi saya. ”Pada waktu itu, aku pergi ke Jakarta,” Ade melanjutkan ceritanya. Ade berhenti beberapa menit terlihat grogi. Tak ingat pengalaman yang dia tulis di buku catatannya. ”Udah ya bu, saya lupa bu,” jelas Ade. “Ya sudah, latihan lagi, hafalkan lagi,” terang saya pada Ade.

Saya kembali melihat daftar nilai “Yang selanjutnya: Risqo Wildan Muzaki,” kata saya. Seseorang yang bernama Risqo maju ke depan, siswa yang lain gerr memanggil Rizqo dengan julukan Upin.”Bu itu namanya Upin bu” Spontan siswa mengatakannya. Risko menceritakan pengalamannya dan berkata: “Pada waktu kecil, saya diajak ayah dan ibu untuk pergi ke Cilacap. Di sana saya melihat kapal lalu saya naik dan yang menyetir paman saya dan lalu saya turun dan saya makan ikan tongkol dan saya di sana menginap bersama ayah dan ibu dan adik saya lalu di sana saya sangat gembira sekali lalu saya naik kapal untuk pergi ke Pangandaran di sana saya bersama paman saya dikasih uang waktu saya mau pulang ke Bandung Bumiayu begitulah cerita saya, itulah cerita saya”. Risqo menceritakan dengan suara lirih sambil membuka tutup bukunya seperti teman yang lainnya. Saya bertanya dan bersuara agak keras, “Kalian paham dengan apa yang telah diceritakan oleh Risco?”. “Tidak buuu!” jawab anak-anak dengan kompak. “Ya, jadi kalian harus bercerita dengan jelas kepada teman-teman kalian,” kata saya menimpali.

“Selanjutnya : Sindi Febriani Provita Sari ” panggilan saya absen berikutnya. Sindi berjalan menuju tempat dudukku sambil membawa catatannya.”Mba Sindi berdirinya di tengah-tengah sana yah” teguran saya. “Bu, disini aja lah bu,” kata Sindi dengan rasa malu. ”Mba Sindi lebih baik ditengah-tengah agar yang lain lebih mudah mengamati kamu mba” Nasehat saya. Anispun melangkah ke samping kanan. ”Pada saat liburan, aku kejakarta, aku dan ibuku berjalan-jalan ke monas, lihat air mancur dan aku bermain air, disana aku melihat kuda – kuda, terus aku berjalan-jalan lagi ke atas, disana aku bermain bola dan aku disana berkenalan dengan tias” Anispun menceritakan pengalamannya sambil melihat buku catatan dan dengan suara lirih. “Anak-anak kalian paham dengan cerita mba Sindi”. Tanya saya dengan siswa yang sedang menanggapi. Siswa yang duduk di belakang “Ga dengar buuu”. “Ya sudah sekarang ceritakan kembali, tanpa membuka buku dan bersuara yang keras agar teman kalian dengar” Terang saya pada Sindi. Sindipun menceritakan pengalamannya kembali. Sandi menceritakan pengalamannya dengan kalimat yang tidak efektif maupun tidak logis. “Ya coba Mas Rafli, pengalaman apa yang diceritakan oleh mba Sindy?” Tanya saya pada Mas Rafli. Rafli tampak kaget saat saya melempar pertanyaan kepadanya. Rafli diam tak menjawabnya. Farah Aenun Nabila siswa yang rajin dan pemalu duduk di baris kedua tampak sekali ingin menjawab pertanyaan dari saya. “Ya mba Nabila” tunjuk saya padanya. Nabilapun menjawabnya “ liburan di Jakarta bu.” Ujar Nabila. “Apa yang dilihat oleh Sindi saat di Jakarta.” Lempar pertanyaan yang kedua dari saya. “Air mancur bu” jawaban dari Balqis. “ monas, kuda” tambah Maratus. “Ya, benar sekali berati kalian benar-benar memperhatikan teman kalian yang sedang maju ke depan” Jelas saya.

“Selanjutnya Aminudin Akbar Ulinuha.” Panggilan siswa berikutnya. Ulinuha maju ke depan tanpa saya memanggil namanya ke sekian kalinya. “Kalian, harus mendengarkan dan menanggapi, jangan cerita sendiri, nanti ibu akan melempar pertanyaan lagi untuk siswa yang cerita sendiri maupun yang bermain, mengerti!.” Imbuh saya pada siswa. “Assalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh “ Salam dari Ulinuha. Siswa pun menjawab dengan kompak “Walaikum salam warrohmatullohi wabarokatuh.” Ulinuha tampak tenang tidak grogi. “Saya akan menceritakan pengalaman yang pahit” Jelas Ulinuha sambil memandang ke depan dan ke bawah tampak sedikit malu menceritakannya. “Sejak hari minggu kemarin, saya jalan-jalan ke terminal bus bumiayu, memakai sepeda dan saya mengelilingi terminal bus bumiayu” Ulinuha berhenti sejenak berusaha mengingat pengalamanya. “Kemudian saya pulang, ketika saya sampai di kantor polisi, di depan saya ada mobil,” Ulinuha tampak sedih dan menceritakannya sambil menundukkan kepala. “Dan saya belok kiri, tiba-tiba ada motor, yang sangat cepat, dan saya jatuh dari sepeda itu, dan kepala saya terbentur ketanah, kemudian orang yang mengendarai bermotor berhenti, dan orang yang jualan tahu,”Ulinuha diam sejenak sambil memikirkan kata-kata “Mengenal orang tua saya, kemudian saya menuntun sepeda saya, setelah itu saya berhenti di gedung Bioskop, saya memperbaikan sepeda saya,” Ulinuha berhenti sejenak tanpa dia membuka buku catatannya, dia tetap berusaha mengingat pengalaman itu. “Setelah itu saya pulang kerumah, sepeda saya ditaruh di rumah, dan saya pergi ke pasar untuk minta uang diibu saya,” Ulinuha menjelaskan dengan nada agak keras. “Kemudian ibu saya tahu tentang saya ketabrak motor dan saya dimarahi oleh ibunya, setelah saya dimarahi oleh ibunya saya pulang dari pasar.” Pungkas Ulinuha. Ulinuha berhasil menceritakan tanpa melihat buku catatanya meskipun masih banyak kalimat yang tidak efektif atau tidak logis.”Ya, baik sekali kita beri tepuk tangan untuk Ulinuha” Ajak saya pada siswa. Siswa serentak bertepuk tangan dengan sorak gembira. “ Ya, coba Mas Fernando” Tanya saya dengan nada datar sambil melihat daftar nama. Fernando tampak takut sekali saat saya memanggil namanya. “Mas Fernando, pengalaman pahit apa yang dialami Ulinuha saat Ulinuha berkeliling di daerah terminal Bumiayu?” Tanya saya pada Fernando. Fernando menjawab dengan nada keraguannya. “ Ditabrak motor” jawab dari Fernando sambil memandang teman sebelah kanan kiri serta menatap saya. ” Ya, betul berarti mas fernando benar-benar menanggapi mas Ulinuha tadi. “Sekarang gantian anak perempuan, coba mba Inayah, setelah Ulinuha tertabrak mobil apa yang dilakukan Ulinuha?” Tanya saya pada Inayah. Inayah tampak bingung untuk menjawab pertanyaan dari saya. “ Ya, gimana mba Inayah?” “Ga tau bu, soalnya saya tidak dengar”. “Siapa yang tahu?”Lempar pertanyaan pada siswa lain. “Saya bu guru” Tujuk Balgis. “Ya apa Mba?” Tegas saya. “Ulinuha ditolong orang, lalu Ulinuha menuntun sepedaanya sampai bioskop berhenti memperbaiki sepedanya.” Jelas Balgis. “Ya benar “ Tegas saya.

“Selanjutnya : Hendrika Utami” Saya memanggil siswa berikutnya sambil melihat daftar nilai.Hendrika melangkah kakinya maju ke depan untuk menceritakan pengalamannya. “Assalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh” Salam Hendrika untuk teman-temannya. Siswa pun kompak menjawabnya “Waalaikumsalam warrohmatullohi wabarokatuh.” Siswa tampak serius ingin mendengarkan cerita dari Hendrika. Hendrika memulai ceritanya dengan wajah sedih. “Pengalaman sangat menyedihkan, Saat kakaku sedang kerumah teman, kakak saya menaiki sepeda motor, ketika itu kaka saya dibawa kerumah sakit, kaka saya digip, dan saat itu ibu saya juga mencari kayu untuk dirumah, saat itu saya sangat sedih sekali, hanya bisa merawat ibu dan kakak saat itu, cerita itu saya selalu ingat. Hendrika tampak menceritakannya dengan terkesan menghafalkan namun tanpa melihat buku.”Ya, baik kita beri tepuk tangan untuk teman kita” Ajak saya. Siswa tepuk tangan dengan rasa sorak gembira.”Siapa yang mau mempresentasikan hasil menanggapi mba Hendrika?” Tanya saya pada siswa. “Saya bu guru” Tujuk Nila. “Ya, mba Nila” kata saya. “Suaranya kurang keras bu, tapi terdengar, kalimatnya kurang efektif, ceritanya juga kurang lancar” Tambah Nila. “Gimana menurut yang lain? Ada yang komentar dengan hasil tanggapan Nila?” Tanya saya. “Tidak bu” Jawab siswa. Siswa tidak komentar dengan hasil tanggapan dari Nila.

“Selanjutnya : Alfian Fernando” Fernando tampak cemas.Fernando maju ke depan dan menceritakan pengalamannya. “ Pengalaman yang menyenangkan saat SD,” Cerita Fernando.
“Pada waktu itu, saya ke purbalingga bertamasya ke owabong,” Cerita Fernando dengan suara lirih. Fernando berdiri diam lama sampai beberapa menit.”Gimana Mas Fernando, ayo lanjutkan lagi ceritanya” Tegur saya. Fernando tampak cemas dan bingung enggan melanjutkan ceritanya. “Ya sudah kamu boleh duduk kembali” kata saya.

Tak terasa waktu sudah 40 menit. Saya kembali melihat daftar nama “ Siti Zubaidah” panggilan absen berikutnya. Zubaedah terkenal cerewet itupun bergegas maju ke depan. “Bu, salah ga papa ya bu” Tanya Zubaedah dengan gerak gerik tubuhnya yang tak diam. ”Ya, lanjutkan” Tegas saya.
Zubaedah menceritakan pengalamannya dengan nada agak keras dan banyak tingkahnya. “Pengalaman yang menyenangkan, satu bulan yang lalu, aku merasakan sungguh senangnya,” Cerita Zubaedah dengan gerak gerik tubuhnya seraya menarik kerudungnya. “pada pengumuman kelulusan waktu SD” Lanjut cerita Zubaedah. “Bu, lihat buku ya, saya lupa bu” Permintaan Zubaedah. “Ya, boleh tapi hanya sepintas saja” terang saya. Zubaedah mengiyakan dan membuka buku catatan dan menutup kembali.” Pada saat itu, aku merasa aku tidak lulus, tapi waktu saya dibuka alhamdulillah saya lulus.” Cerita Zubaedah. Zubaedah lupa lagi lanjutan ceritanya. “Udah ya bu.” Permintaan Zubaedah sambil kembali ketempat duduknya.

“Selanjutnya M.Rizqi Rahman” Panggilan absen berikutnya. Rizqi Rahman siswa yang pendiam maju ke depan.”Pengalaman menyenangkan” Cerita Rizqi tampak pemalu.“Pada hari minggu, saya bersama teman-teman pergi ke kalierang, saya bermain Futsal di family. Saya memasukan bola kegawang, teman saya yang menjadi kiper, saya sangat senang, namun waktu telah habis, saya pulang melewati jalan lingkar dengan hati yang sangat senang.” Cerita Rizqi. Rizqi Rahman menceritakannya dengan nada agak keras namun tidak lancar penggunakan pilihan katanya kurang tepat.

“Selanjutnya Risma mauliza Fahriyani” Panggilan dari saya siswa berikutnya. “Pada 2 tahun yang lalu saya pergi ke Jakarta,” Cerita Risma dengan nada suara rendah. “bersama ayah adik dan bude saya, Saya menaiki bus Dedy Jaya,” Imbuh cerita Risma dengan nada rendah lagi. “Mba Risma ceritanya bagus, tinggal suaranya yang kurang dinaikan” Nasehat saya pada Risma. Risma tampak tambah percaya diri saat saya memujinya. “ Saya berangkat pada Jam 09.30 dan sampai di Jakarta pada Jam 21.30 malam.” Lanjut cerita Risma.Risma berhenti sejenak mencoba mengingat ingat cerita pengalamannya sambil membuka buku catatannya sepintas.” Setelah saya sampai, saya menuju kerumah saudara saya, setelah saya sampai, saya mandi, dan ganti pakaian. Setelah saya mandi, saya dan saudara-saudara saya menuju kerumah pa'de saya, saya merasa sangat senang sekali karna bisa bertemu dengan sepupu saya,” Tambah cerita Risma. “dan pada ke esokan harinya saya jalan-jalan bersama saudara-saudara saya, saya menjadi lebih senang.” Pungkas Risma. Risma langsug lari menuju tempat duduknya. “Ya, bagus sekali ya meski Risma menceritakannya dengan nada agak rendah namun Risma dapat menceritakannya sampai selesai, ya tepuk tangannya mana untuk Risma ” Tanggapan saya. Siswa tepuk tangan dengan nada sorak gembira.

“Selanjutnya Muhammad Unjuk khairul Anam” Panggilan saya siswa berikutnya. Unjuk tampak ceriah dan percaya diri yang tinggi. “Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh” Salam Unjuk. “ saya akan menceritakan pengalaman yang sangat menyenangkan” Cerita Fauzi dengan intonasi suaara sedang. “ waktu saya sekitar tahun tahun 2009, sekitar pukul 12.00, saya bermain dengan teman- teman lalu, saya pergi ke sungai, dan teman-teman saya membawa peralatan untuk menangkap ikan, dan teman saya langsung menangkap ikan, lalu teman saya lansung mengangkatnya,” Unjuk berhenti sejenak berusaha mengingat pengalaman yang ditulis di buku catatannya. “kemudian setelah diangkat, teman saya mendapatkan ikan cukup besar.” Tambah cerita Unjuk sambil senyum-senyum menatap temannya. ”Lalu saya pindah ke sungai yang lain dan di situ saya dan teman-teman langsung pulang, sehabis itu malam pun tiba, ikan yang tadi kami dapatkan langsung di bakar dan di makan bersama-sama, itulah pengalaman yang sangat menyenangkan dari saya.”Ya, baik sekali cerita dari Mas Unjuk tepuk tangannya mana anak-anak?” Ajakan saya. Siswa pun tepuk tangan dengan sorak gembira. “Siapa yang mau menanggapi cerita dari Unjuk?” Tawaran saya. “Saya, buguru” tunjuk Anis. “Ya Mba Anis.” “Suaranya keras, dan lancar” jawaban Anis. “ Ada yang mau menambahi?” Tawaran saya. “Saya, buguru” Tunjuk Nabila. “ Pilihan katanya ada yang kurang tepat bu.” Jawab Nabila. “Ya, jadi hasil tanggapan dari Anis dan Nabila adalah Suara Unjuk keras, bercerita dengan lancar namun menggunakan pilihan kata ada yang kurang tepat”Kesimpulan saya dari hasil tanggapan Nabila dan Anis.


“SelanjutnnyaNila Nailatul Maghfiroh” Panggilan siswa berikutnya. Nila tampak senyum-senyum melangkah kakinya.”Pengalaman yang menyenangkan” Nila kembali senyum-senyum menatap saya.”Waktu saya kecil, aku merasa senang sekali, saya pergi sama orang tua ku, aku pergi ke pantai bermain, berenang dan menghirup udara segar, saya senang sekali, waktu itu aku main kereta, main bola dipantai.” Cerita Nila yang singkat. Nila menceritakannya dengan suara agak lirih tapi saya mendengarnya.

“Selanjutnya M Akmal Baisanur.” Panggilan absen berikutnya.”Pengalaman yang tidak menyenangkan” Cerita Baisanur. Baisanur berhenti lama sekali sampai kira-kira tiga menit tak melanjutkan ceritanya. “Ayo, mas lanjutkan ceritanya” tegur saya. “Saya ga hafal bu ceritanya”alasan Baisanur. “Di coba dulu, ingat-ingat apa yang kamu alami dalam pengalaman kamu sehingga membuat kamu ingin bercerita, ibu tunggu sampai satu menit” Motivasi saya. Baisanur tetap diam tak melanjutkan ceritanya. “Ya, sudah kamu duduk, hafalkan lagi cerita kamu.” Perintah saya pada Baisanur.

“Selanjutnya Ikhda Sofika Rizkiyah” Panggilan absen berikutnya. Ikhda melangkah kakinya sambil membawa buku catatanya.” Pengalaman yang menyenangkan” dengan nada agak tinggi sambil membuka bukunya. “Satu bulan yang lalu aku menerima surat dari bapak atau ibu guru aku merasakan bangga sekali,” tambah Ikhda sambil membuka buku catatannya. “Mba, jangan terlalu fokus pada buku catatannya” Tegur saya. “Saya belum hafal bu guru” terang ikhda. Ikhda tampak berusaha mengingat-ingat kata-kata yang dia sendiri tulis. “karena aku keterima dari SMP BU NU Bumiayu” Ikhda berhenti beberapa detik sambil berusaha mengingat. “Maaf bu saya lupa.” Alasan Ikhda. “Ya, sudah hafalkan lagi”.Ikhda langsung lari kembali ketempat dduduknya.

“Selanjutnya, M Imam Akhfas” Panggilan absen berikutnya. Akhfas berdiri lama sampai dua menit tak berucap kata sediktpun hanya menatap saya dan menundukan kepalanya. “Mas Ayo ceritakan pengalaman kamu di depan teman kalian” saya. “Ga bisa bu” Alasan Imam. “Kamu belum berusaha sudah bilang tidak bisa” Terang saya. Akhirnya Imam pun mencoba menceritakan pengalamannya. “ Pengalaman yang menyedihkan, pada saat, saya menyeberang, saya tertabrak motor, dan saya dibawa kerumah sakit oleh tetangganya” Imam menceritakan dengan nada rendah.”Udah bu.” Imam langsung lari kembali ke tempat duduknya.

“Selanjutnya Frida Febriyanti”Panggilan absen berikutnya. Pengalaman yang menyenangkan berlibur di owabong, Tiga bulan yang lalu saya dan keluarga berlibur keowabong, naik bus sampai disana aku dan keluarga beristirahat sejenak, untuk menghilangkan rasa lelah saya dan keluarga langsung ganti baju, saya dan keluarga langsung berenang dikolam renang sampai jam 16.00 saya dan keluarga bersiap siap untuk pulang dan sampai dirumah saya ambil air wudhu dan sholat ashar.” Frida menceritakannya sambil membaca buku catatan dengan nada tinggi.”Ya, coba sekarang tutup bukunya” Tegas saya. “Bu ga hafal” alasan Frida tampak kurang percaya diri. Fridapun menceritakan kembali dengan tidak lancar dan menggunakan pilihan kata pada kalimatpun tidak tepat. “Ya, sudah kamu boleh duduk, hafalkan lagi.” Tegas saya.

“Selanjutnya Muhammad Fauzi” Panggilan absen berikutnya. Fauzi maju ke depan sambil membawa buku catatanya. “Pengalaman yang menyenangkan” Fauzi menceritakan dengan nada rendah. “Pada waktu itu saya ke Jakarta “ Tambah Fauzi dengan nada yang rendah. Fauzi membuka buku sambil membaca buku catatannya. “senang sekali bertemu ayah saya dan paman saya dan mbah kakung saya yang ada di Jakarta, Dan saya ke Ancol Taman Mini, Dufan sama Ayah saya menjadi karyawan dan sesaat PT sedang tour saya ikut ke Ancol Taman Mini, Dufan. Sesaat itu sampai sore jam 04.30 mau pulang kerumah. Dan saat itu sudah ada dirumahnya aku.Fauzi lebih fokus membaca buku catatannya yang tidaak runtun dan tidak logis. “Ya sudah kamu duduk, hafalkan lagi cerita pengalaman kamu”. Tegas saya.
“Selanjutnya Balgis Setiani” Panggilan absen berikutnya. Balqis tampak semangat sekali maju kedepan. “Satu bulan yang lalu Aku merasakan senang karena Teman temanku Gembira dan aku juga ikut gembira mengikuti wisata yang berada di purwokerto dan aku main air sama teman-temanku disana.” Cerita Balqis yang singkat dan jelas namun penggunakan kalimatnya tidak efektif.


Selanjutnya Farah Ainun Nabila” Panggilan absen berikutnya. Nabila tampak pemalu sekali saat melangkah kakinya ke depan. “Pengalaman yang menyedihkan sebelum perpisahan SD, aku dan teman-teman latihan menyanyi untuk persiapan perpisahan.” Nabila menceritakan dengan nada rendah namun teratur. Nabila berhenti sejenak dan senyum senyum memandang teman sebangkunya. “Saat latihan perpisahan tiba. Kami pun bersiap-siap untuk menyanyi dipanggung. Saat di bacakan puisi dengan di iringi musik, aku dan teman-teman langsung menangis tersedu-sedu. Setelah itu, kami berfoto untuk kenang-kenangan dan makan bersama.” Tambah cerita nabila dengan nada yang lembut sekali

Tak terasa dua jam sudah terlewat. “Waktunya habis untuk pelajaran bahasa indonesia, kita lanjutkan lagi hari berikutnya.”Kalian yang belum maju kedepan, besok harus bisa menceritakannya dengan lancar, mudah-mudah-mudahan pembelajaran ini bermanfaat untuk kita semua, ibu akhiri Wassalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh” Penutup salam saya. Siswa dengan kompak menjawab “Walaikum salam warohmatullohi wabarokatuh.”





Bumiayu, 15 Agustus 2010





Karya Aenul Fitriyah, S.Pd.
SMP BU NU Bumiayu



















Format Klarifikasi Masalah Pembelajaran dalam Tiga Aspek

Masalah Pembelajaran yang Teridentifikasi
Berdasarkan latar belakang case study, ketidakberhasilan pembelajaran khususnya menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
1) Faktor yang berasal dari guru, yaitu terbatasnya kemampuan dalam menguasai materi dalam menceritakan pengalaman yang mengesankan, terbatasnya kemampuan dalam menguasai teknik pembelajaran dan media pembelajaran.
2) Faktor yang berasal dari siswa, yaitu pemahaman siswa dalam pembelajaran menceritakan pengalaman masih kurang, siswa merasa kurang mendapatkan manfaat dari menceritakan pengalaman sehingga berakibat kurangnya motivasi belajar, Siswa kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat secara lisan, permasalahan yang terakhir adalah siswa bicara tidak runtun, tidak teratur, serta tidak logis.


Menjadi pertanyaan besar bagi peneliti, fenomena tersebut mengalami kesulitan kemampuan berbicara, bagaimana solusi atau teknik pemecahan yang tepat?
Permasalahan kurang percaya diri pada diri siswa biasanya memang terlihat dari kadar kemampuan mereka dalam merespon dan mengekspresikan segala stimulasi yang mereka terima dari guru atau lingkungan belajarnya.

Dengan demikian, solusinya yang tepat dalam hal ini adalah guru lebih mengoptimalkan aktivitas siswa dan cara memotivasi dan memberikan stimulasi positif yang memungkin anak didik berani mengemukakan pendapatnya dengan percaya diri.Selain itu, perlu juga pemberian penguatan, terutama aspek psikologi sehingga anak merasa dihargai.
Permasalahan selanjutnya yakni siswa berbicara tidak runtun, tidak teratur, dan tidak logis, juga dengan intonasi yang tidak tepat. Ini juga terjadi akibat kurang porsi latihan yang diberikan guru.
Untuk mengurangi permasalahan ini, guru harus memberikan kesempatan yang seluasnya dan latihan yang cukup kepada siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan teknik pembelajaran yang tepat, yang memungkin siswa berlatih berbicara secara optimal.













Bumiayu, 15 Agustus 2010
Aenul Fitriyah,S.Pd
SMP BU NU Bumiayu




Format Klarifikasi Masalah Pembelajaran dalam Tiga Aspek

Masalah Pembelajaran yang Teridentifikasi
Berdasarkan latar belakang case study, ketidakberhasilan pembelajaran menulis kreatif naskah drama satu babak khususnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
1) Faktor yang berasal dari guru, yaitu terbatasnya, terbatasnya kemampuan dalam menguasai teknik pembelajaran dan media pembelajaran.
2) Faktor yang berasal dari siswa, yaitu pemahaman siswa dalam pembelajaran menulis drama masih kurang, siswa merasa kurang mendapatkan manfaat dari menulis drama sehingga berakibat kurangnya motivasi belajar, Siswa kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat secara tertulis, Siswa merasa males untuk menulis, permasalahan yang terakhir adalah siswa menulis drama tidak runtun, tidak teratur, serta tidak logis baik pembuatan prolog dialog dan epilog.


Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus mengubah metode mengajarnya guru sebisa mungkin membuat pembelajaran menulis kreatif naskah drama satu babak menjadi menyenangkan dan lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran supaya siswa aktif. Dengan demikian, siswa tidak akan merasa bosan ataupun jenuh. Untuk menjadikan siswa senang dan aktif dalam pembelajaran, salah satu cara yang digunakan guru adalah pembelajaran menulis kreatif naskah drama satu babak melalui teknik pemberian tugas dengan media teks lagu
Pembelajaran keterampilan menulis kreatif naskah drama satu babak dengan menggunakan teknik pemberian tugas melalui media teks lagu merupakan salah satu bentuk pembelajaran keterampilan bersastra. Dengan menggunakan teks lagu sebagai media dalam pembelajaran menulis kreatif naskah drama satu babak dapat mempermudah siswa dalam menulis kreatif naskah drama satu babak, karena sebelum ditugaskan untuk menulis kreatif naskah drama satu babak terlebih dahulu siswa diberi teks lagu dan memahami tema yang terdapat dalam teks lagu tersebut kemudian menuangkannya dalam bentuk drama. Selain itu, sebelum siswa ditugaskan untuk menulis drama terlebih dahulu dibekali cara-cara menulis drama supaya siswa dapat menyusun sebuah drama dengan baik.
Penelitian ini menggunakan media teks lagu dalam pembelajaran menulis drama. Penulis akan memilih lagu yang sudah populer untuk dijadikan sebagai media pembelajaran karena lagu merupakan konflik kehidupan manusia yang cukup menarik. Di samping teks lagu/ lirik lagu juga dapat digolongkan sebagia bentuk puisi, meskipun dengan nilai kesastraan yang paling rendah.







Bumiayu, 24 Januari 2011
Aenul Fitriyah,S.Pd
SMP BU NU Bumiayu
MGMP Pokja 8






Format Klarifikasi Masalah Pembelajaran dalam Tiga Aspek

Masalah Pembelajaran yang Teridentifikasi
Berdasarkan latar belakang case study, ketidakberhasilan pembelajaran khususnya menulis surat resmi disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
1) Faktor yang berasal dari guru, yaitu strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat,tidak bisa dipungkiri bahwa sampai sekarang ini masih terjadi pengajaran satu arah artinya hanya guru yang aktif berceramah dan dianggap sebagai sumber utama pengetahuan dan informasi, sehingga siswa cenderung pasif dan menerima segala sesuatu yang disampaikan oleh guru, hal ini diperkuat lagi dengan latar belakang siswa yang mayoritas menengah kebawah Fenomena tersebut dapat membentuk iswa kurang aktif dan kreatif. Terbatasnya kemampuan dalam menguasai teknik pembelajaran dan media pembelajaran.
2) Faktor yang berasal dari siswa, yaitu siswa dalam menulis surat resmi pilihan kata, ejaan, tanda baca siswa kurang tepat begitu juga dengan sistematika yang dibuat kurang tepat hal ini disebabkan siswa kurang terampil dalam mempergunakan ejaan dan memilih kata sehingga kalimat yang digunakan masih banyak mengalami kesalahan, siswa kurang tertarik dengan pembelajaran menulis, merasa terbebani, mengeluh dan merasa belum mampu menggunakan aturan surat menyurat yang umum baik segi bahasa maupun bentuknya. Selain itu lemahnya keterampilan menulis surat resmi antara lain disebabkan kurang latihan dan praktik dalam pembelajaran menulis serta pendekatan yang digunakan oleh guru kurang efektif.

Berdasarkan kenyataan tersebut, pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis surat resmi perlu diperbaharui. Salah satu pembaharuan itu berupa pemilihan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian Tindakan Kelas ini adalah pendekatan komunikatif.
Pembelajaran dengan pendekatan komunikatif merupakan konsep belajar bagi siswa yang lebih menekankan pada kegiatan belajar-mengajar yang berpusat pada siswa, Guru berfungsi sebagai fasilitator. Siswa diberi kebebasan otonomi, tanggung jawab, dan kreativitasnya yang lebih besar dalam proses belajar. Dalam pendekatan komunikatif, guru diharapkan dapat menciptakan situasi yang dapat menumbuhkan komunikasi yang sebenarnya dan bertujuan. Salah satu cara untuk mendekati situasi sebenarnya adalah dengan menganjurkan siswa untuk berkomunikasi dengan sesamanya, bukan hanya guru.






Bumiayu, 31 Januari 2011
Aenul Fitriyah,S.Pd
SMP BU NU Bumiayu
MGMP Pokja 8





Format Klarifikasi Masalah Pembelajaran dalam Tiga Aspek

Masalah Pembelajaran yang Teridentifikasi
Berdasarkan latar belakang case study, ketidakberhasilan pembelajaran khususnya menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
1) Faktor yang berasal dari guru, yaitu terbatasnya kemampuan dalam menguasai materi dalam menceritakan pengalaman yang mengesankan, terbatasnya kemampuan dalam menguasai teknik pembelajaran dan media pembelajaran.
2) Faktor yang berasal dari siswa, yaitu pemahaman siswa dalam pembelajaran menceritakan pengalaman masih kurang, siswa merasa kurang mendapatkan manfaat dari menceritakan pengalaman sehingga berakibat kurangnya motivasi belajar, Siswa kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat secara lisan, permasalahan yang terakhir adalah siswa bicara tidak runtun, tidak teratur, serta tidak logis.


Menjadi pertanyaan besar bagi peneliti, fenomena tersebut mengalami kesulitan kemampuan berbicara, bagaimana solusi atau teknik pemecahan yang tepat?
Permasalahan kurang percaya diri pada diri siswa biasanya memang terlihat dari kadar kemampuan mereka dalam merespon dan mengekspresikan segala stimulasi yang mereka terima dari guru atau lingkungan belajarnya.

Dengan demikian, solusinya yang tepat dalam hal ini adalah guru lebih mengoptimalkan aktivitas siswa dan cara memotivasi dan memberikan stimulasi positif yang memungkin anak didik berani mengemukakan pendapatnya dengan percaya diri.Selain itu, perlu juga pemberian penguatan, terutama aspek psikologi sehingga anak merassa dihargai.
Permasalahan selanjutnya yakn siswa berbicara tidak runtun, tidak teratur, dan tidak logis, juga dengan intonasi yang tidak tepat. Ini juga terjadi akibat kurang porsi latihan yang diberikan guru.
Untuk mengurangi permasalahan ini, guru harus memberikan kesempatan yang seluasnya dan latihan yang cukup kepada siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan teknik pembelajaran yang tepat, yang memungkin siswa berlatih berbicara secara optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar